UPAYA
DAUR ULANG BATERAI KARBON
SEBAGAI
WUJUD PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Oleh
Herlini
Melianasari
Pendahuluan
Gbr. Baterai Karbon |
Sehingga fungsi lingkungan tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. Sumber daya alam yang sangat berguna dan membantu manusia akan dapat berdampak negatif, jika tidak dikelola dengan baik. Masyarakat beranggapan bahwa sampah merupakan benda sisa yang sudah tidak bermanfaat lagi dan seharusnya dibuang sehingga tidak mengotori atau dapat dikatakan sampah merupakan barang sisa yang tidak diinginkan keberadannya. Budaya membuang sampah sembarangan selama ini masih banyak dijumpai, padahal sampah yang bersifat anorganik seperti batu baterai apabila dibuang sembarangan akan berdampak pada pencemaran lingkungan, dikarenakan unsur yang terkandung di dalam baterai merupakan bahan-bahan kimia yang tergolong dalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti belerang, air raksa, asam sulfat, seng, amonium klorida, antimon, kadmium, perak, nikel, hidrida logam nickel, litium, hidrida, kobalt, mangan, nitrogliserin, dan rubidium, yang perlu diawasi baik proses pengolahan limbahnya maupun penempatan dari hasil pengendapannya harus ditempatkan pada tempat atau lokasi khusus limbah B3. Limbah dapat dikatakan sebagai limbah (B3) apabila setelah melalui pengujian memiliki salah satu atau lebih karakteristik antaralain mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, penyebab infeksi, dan bersifat korosif. Bahan kimia yang terkandung dalam baterai karbon sebagian besar beracun contohnya belerang atau nikel yang biasa digunakan dipasaran. Apabila jumlah komposisi belerang, nikel atau bahan kimia yang lain dengan jumlah berlebihan dalam hal ini sampah baterai karbon itu terbuang di lingkungan maka, akan berdampak negatif baik pada tanah ataupun air disekitarnya. Sampah-sampah ini akan mencemari unsur tanah dan membahayakan kesehatan makhluk hidup terutama manusia. Tanah terdiri dari berbagai campuran mineral pecah lapuk dan organic pengurai, sebagai lapisan tipis penutup permukaan bumi, seta menjamin tumbuhannya tumbuhan, hewan, dan manusia (Hanafie, 2010:52). Maka dari itu, dalam pengolahan sampah B3 ini perlu dilakukan secara khusus di lokasi khusus yang membutuhkan pengawasan ketat dari pemerintah. Limbah (B3) tersebut apabila dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, bahkan jika melakukan penanganan yang salah maka, dampaknya akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita. Tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang/dimasa yang akan datang. Sehingga kita tidak akan mengetahui seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi, namun seperti kata pepatah ”Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah baterai tersebut dikarenakan jumlah kebutuhan akan baterai karbon sangat tinggi dimana peralatan rumah seperti remote TV/AC, jam dinding, dan peralatan mainan anak-anak banyak yang menggunakan baterai tersebut. Tidak dipungkiri akan banyak dijumpai sampah-sampah baterai di lingkungan yang dikarenakan jumlah pemakaian baterai disegala jenis barang elektronik banyak yang membutuhkan. Apabila dihitung secara mudah penggunaan baterai karbon di dalam rumah digambarkan satu rumah membutuhkan sepuluh buah baterai karbon yang mempunyai daya tahan kurang lebih 90 hari atau tiga bulan dengan jumlah zat kimia rata-rata 10g dan 1ons besi/seng per baterai maka, 10g dikalikan sepuluh buah baterai sehingga jumlahnya sebesar 100g senyawa kimia dan 1kg besi/seng, sehingga dapat dikatakan dalam tiga bulan satu rumah dapat mencemari lingkungan dari senyawa kimia sebesar 100g dan 1kg besi/seng, selanjutnya dalam satu tahun dapat diakumulasikan sebesar 400g zat kimia dan 4kg besi/seng. Data tersebut hanya menunjukan penggunaan baterai karbon dalam satu rumah, angka tersebut akan mencengangkan apabila digambarkan penggunaan baterai karbon dalam satu desa yang memiliki 3000 kepala keluarga (KK) maka, dalam satu tahun masyarakat desa dapat menggunakan baterai karbon sebanyak 30 ribu biji dengan kadar zat kimia kurang lebih 120 kg dengan sampah besi/seng seberat 12 ton yang dapat mengancam kelestarian lingkungan hidup mereka (Phyllis Creme,1989:72).
Secara garis besar,
persoalan tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita, bahwa segala sesuatu
yang terjadi merupakan tanggungjawab kita bersama untuk menanggulanginya, dengan
demikian permasalahannya sekarang adalah bagaimana upaya daur ulang baterai karbon
sebagai wujud pemberdayaan dan pelestarian lingkungan hidup? Atau dapat
dikatakan cara mengatasi dan menanggulangi limbah baterai (B3) tersebut
merupakan sesuatu yang sebenarnya harus menjadi perhatian khusus pihak
pemerintah, bahkan menjadi salah satu hal yang patut menjadi perhatian kita
bersama, dan bagaimana kualitas dari daur ulang baterai? Dengan kata lain
kualitas dari fungsi dan ketahanan dari baterai karbon tersebut. Disisi lain
apakah kepuasan masyarakat akan daur ulang baterai karbon tersebut terpenuhi?
atau dapat dikatakan antara kualitas dan kepuasan masyarakat berjalan dengan
serasi, tetapi timbul pula masalah mengenai cara menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan
pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak
sumber daya kehidupan yang ada.
Setelah membaca artikel ini
diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan, wawasan serta informasi
tentang bagaimana cara daur ulang baterai karbon sebagai wujud pemberdayaan dan
pelestarian lingkungan hidup, karena dalam upaya melestarikan sumber daya alam
diperlukan sumber daya manusia yang cerdas, trampil dan mampu melakukan sesuatu
yang baru (inovasi). Selain itu, darapkan juga manusia yang dapat menciptakan
rasa kepedulian sosial tehadap lingkungan masyarakat sekitar. Karena jika
masalah ini tidak dimulai dari saat ini, kapan lagi agar generasi muda yang
akan datang mampu menikmati indahnya bumi kita ini. Dengan demikian, tujuan
dibekalinya pengetahuan mengenai daur ulang baterai karbon akan menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan bahaya yang ditimbulkan dari pembuangan limbah atau
sampah sembarangan. Banyak hal yang
sebelumnya perlu diketahui agar dalam penanggulangan limbah baterai tersebut
menjadi tepat dan bukan menambahkan masalah selanjutnya. Untuk itu, pengenalan
secara umum mengenai limbah baterai tersebut sangatlah penting, baik dari segi
dampak serta cara mendaur ulang sampah baterai tersebut pada suatu tempat
secara luas ataupun secara khusus. Tidak hanya hal itu, masyarakat juga perlu
memahami dan mengetahui klasifikasi bahan kimia di dalam limbah baterai karbon
tersebut, serta pengetahuan lain yang menjadi pendukung dalam mengenal limbah
baterai. Tentunya hal ini merupakan suatu upaya pemanfaatan kembali limbah
baterai sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan kita.
Pembahasan
Pengertian dari limbah
adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa
atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang yang rusak atau memiliki cacat
dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994:34). Limbah
adalah sisa proses produksi/air buangan pabrik-pabrik mencemarkan air di daerah
sekitarnya (KBBI,1989:524). Sinonim limbah adalah sampah. Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai-nilai ekonomis, sampah
juga diartikan sesuatu yang tidak berguna lagi dan dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula (Ecolink,1996:46).
Adapun menurut jenisnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah anorganik, yaitu
sampah yang tidak mudah membusuk dalam hai ini baterai termasuk sampah
anorganik. Banyaknya
variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit.
Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus
dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan
kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia.
Baterai
adalah alat listrik-kimiawi yang berfungsi menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya
dalam bentuk listrik.
Baterai adalah alat penghimpun dan pembangkit listrik (KBBI,1989:84). Sebuah
baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting yaitu pertama anoda (kutub positif baterai),
kedua katoda (kutub
negatif baterai), ketiga pasta
sebagai elektrolit (penghantar). Baterai
yang biasa dijual (disposable/sekali
pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada
juga yang dinamakan rechargeable
battery, yaitu baterai yang dapat diisi ulang, seperti yang terdapat pada telepon genggam. Rechargeable
battery biasanya terdapat 3 jenis bahan terkandung dalam baterai ini seperti
nickel cadmium (Ni Cd), nickel magnesium (Ni Mh), dan lithium (Li-ion). Baterai
sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi ulang
disebut dengan baterai sekunder. Baik baterai primer maupun baterai sekunder,
kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai
primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat
tidak bisa dibalik (irreversible reaction).
Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi kimianya bersifat
bisa dibalik (reversible reaction). Baterai
karbon tergolong dalam jenis baterai primer dimana baterai ini hanya dapat
digunakan sekali, setelah habis energi yang terkandung di dalamnya maka,
baterai ini sudah tidak dapat digunakan lagi. Adapun unsur yang terkandung di
dalam baterai karbon yaitu batang karbon
sebagai anoda (kutub
positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai),
dan pasta sebagai elektrolit (penghantar).
Unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu dengan lainnya.
Cara kerja baterai karbon
pada dasarnya merubah energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan tersebut
dikarenakan adanya reaksi kimia yang dapat menghasilkan elektron disebut dengan
reaksi elektrokimia. Kita bisa lihat
bahwa beterai memiliki dua terminal. Terminal pertama bertanda positif (+) dan terminal kedua bertanda negatif (-). Elektron-elektron dikumpulkan pada kutub negatif. Jika kita menghubungkan kabel antara kutub negatif dan kutub positif, maka elektron akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dengan cepatnya. Di dalam beterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang berlangsung. Seketika kita menghubungkannya antara kutub positif dengan kutub negatif maka, reaksi kimia pun dimulai. Selama perbedaan jumlah elektron yang berada pada kedua kutub baterai maka, selama itu baterai akan bertahan, tetapi jika sudah sebanding maka, reaksi elektrokimia tersebut berhenti dan dapat dikatakan energi yang terkandung dalam baterai telah habis.
bahwa beterai memiliki dua terminal. Terminal pertama bertanda positif (+) dan terminal kedua bertanda negatif (-). Elektron-elektron dikumpulkan pada kutub negatif. Jika kita menghubungkan kabel antara kutub negatif dan kutub positif, maka elektron akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dengan cepatnya. Di dalam beterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang berlangsung. Seketika kita menghubungkannya antara kutub positif dengan kutub negatif maka, reaksi kimia pun dimulai. Selama perbedaan jumlah elektron yang berada pada kedua kutub baterai maka, selama itu baterai akan bertahan, tetapi jika sudah sebanding maka, reaksi elektrokimia tersebut berhenti dan dapat dikatakan energi yang terkandung dalam baterai telah habis.
Setelah baterai karbon
dinyatakan habis energinya baterai itu tidak dapat digunakan lagi, karena pasta
dari bahan karbon di dalam baterai yang berupa zat kimia tidak bisa meciptakan
elektrolit kembali dan terakhirnya dibuang menjadi sampah. Sebenarnya ada
beberapa bahan pengganti pasta baterai yang lebih efektif dan bersahabat dengan
lingkungan sekitar yaitu buah atau makanan yang mengandung elektrolit seperti
kentang. Dengan melakukan beberapa perlakuan kentang dapat menghasilkan
elektrolit yang dapat dijadikan sumber pada baterai karbon. Kentang merupakan
salah satu makanan yang mengandung karbohidrat yang merupakan persenyawaan antara karbon, hydrogen,
dan oksigen yang terbentuk di alam dengan
rumus umum Cn(H2O)n. Melihat rumus
empiris tersebut, maka senyawa ini
dapat dikatakan sebagai ”hidrat dari karbon”. Rumus empiris seperti itu
tidak hanya dimiliki oleh karbohidrat melainkan juga oleh hidrokarbon seperti
asam asetat. Kandungan di dalamnya sama fungsi, yaitu sebagai penghantar
listrik dari baterai.
Dilihat dari unsur yang terkandung di dalam kentang yang merupakan
karbon dan dapat menghasilkan senyawa maka, upaya daur ulang limbah baterai
karbon dapat dilakukan. Daur ulang mempunyai pengertian bahwa proses
untuk menjadikan bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan untuk mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi
penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi
polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Berdasar pengertian tersebut dapat dimaknai
pemanfaatan barang bekas atau sampah, dalam hai ini sampah baterai karbon
sehingga dapat dimanfatkan lagi dengan langkah-langkah yaitu pertama,
membuka ujung tabung baterai yang telah habis, kedua menyiapkan pasta kentang sebagai bahan pengganti pasta zat
kimia yang terkandung di baterai, ketiga
memasukan pasta kentang ke dalam tabung baterai, keempat menutup kembali ujung baterai dan mengecek tegangan/volltage pada baterai daur ulang. Adapun
agar lebih jelas proses daur ulang dapat diterangkan di bawah ini:
Langkah pertama, membuka ujung pembuka
baterai dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau alat lain dibagian
lipatan baterai (baterai karbon biasa berbentuk tabung atau yang lain dengan
lipatan sebagai pengeratnya) dengan prinsip mengeluarkan residu/serbuk hitam
(karbon) yang ada di dalam baterai. Langkah
kedua, menyiapkan pasta kentang pengganti serbuk hitam baterai dengan cara
mengupas kulit kentang dan memotong kecil-kecil, setelah itu potongan kentang
dihaluskan/ditumbuk kasar dalam hal ini jangan terlalu lembut, proses
penumbukan hanya bertujuan untuk mencampur kandungan senyawa yang terkandung dalam
kentang. Langkah ketiga memasukan
pasta kentang, dalam memasukan pasta kentang yang sudah siap pakailah alat
sendok kecil dari bahan plastik atau kayu agar elektrolit tidak terbuang serta
memasukan pasta sampai penuh. Langkah
keempat, menutup kembali lubang/ujung baterai dengan menggunakan
tang/penjepit dengan rapat pastikan lubang tersebut rapat penuh atau tidak
bocor agar udara tidak masuk kedalam tabung serta cek kembali volltage atau tegangan baterai daur
ulang dengan avometer. Setelah langkah tersebut dilakukan semua maka, proses
daur ulang limbah baterai karbon dinyatakan selesai dan baterai sampah yang
telah didaur ulang siap untuk digunakan kembali.
Manfaat dari daur ulang
baterai karbon sangat banyak dimana baterai yang sudah habis energinya dapat
dijadikan baterai yang mempunyai energi sebanding dengan baterai baru yang ada
di toko atau dipasaran. Selain nilai ekonomis tersebut baterai daur ulang bahan
dasar serbuknya tidak mencemari lingkungan hidup karena berasal dari kentang
yang mudah hancur dan tidak berbentuk senyawa kimia yang dapat merusak tanah
ataupun tanaman disekitar kita. Baterai daur ulang lebih tahan lama, karena
bahan dasar serbuk diganti dengan kentang yang memiliki kandungan elektrolit sangat
tinggi. Selain memberi manfaat dari segi ekonomi dan lingkungan, daur ulang
baterai memberi pengetahuan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap
lingkungan hidupnya sendiri dengan mendaur ulang baterai yang telah lemah daya
emisinya. Sehingga sifat konsumtif dari masyarakat masa kini mampu
diminimalisasi. Hal ini yang selalu diharapkan demi kelangsungan generasi muda
kelak.
Dengan adanya pengetahuan
dan wawasan dari masyarakat pada umumnya berkenaan dengan upaya untuk
memfungsikan kembali nilai atau benda yang telah menjadi sampah dalam hal ini
baterai karbon yang memiliki potensi pencemaran lingkungan dan berdampak
negatif pada kelangsungan makhluk hidup disekitarnya maka, dijadikan sebagai
suatu gerakan dalam hal efesiensi suatu barang produksi dan dapat menimbulkan
gerakan pencegahan tumpukan sampah yang tidak bermanfaat. Apabila hal positif
tersebut dapat dilakukan dengan efektif tidak hanya oleh perorangan ataupun
keluarga dalam hal ini lingkup yang luas, kegiatan tersebut dapat menjadi
sebuah budaya cinta lingkungan alam yang dapat diturunkan atau diwariskan ke
anak-anak generasi muda Indonesia khususnya.
Penutup
Baterai
adalah alat yang berfungsi menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya
dalam bentuk listrik.
Baterai biasanya terdiri dari tiga komponen penting yaitu pertama anoda (kutub positif baterai),
kedua katoda (kutub
negatif baterai), ketiga pasta
sebagai elektrolit (penghantar). Baterai
yang biasa dijual (disposable/sekali
pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt. Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Selain
itu ada jenis baterai yang lain seperti rechargeable battery, yaitu
baterai yang dapat diisi ulang. Tetapi daya tahan dalam menyimpan energi
listrik mempunyai batas waktu yang singkat, karena komponen-komponen yang
terdapat dalam baterai telah mengalami pelemahan sehingga perlu diisi ulang.
Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai primer, sedangkan baterai isi
ulang disebut dengan baterai sekunder. Pada
dasarnya prinsip utama cara kerja baterai adalah meyimpan dan mengubah zat
kimia (senyawa) menjadi energi listrik yang dapat digunakan dalam berbagai
kebutuhan. Kebutuhan penggunaan baterai dalam kehidupan tidak bisa ditinggalkan
apalagi baterai karbon yang memiliki nilai harga terjangkau dan keberadannya
sangat mudah didapat. Alat-alat yang ada di rumah banyak yang menggunakan
baterai karbon antaralain jam dinding, remot televisi/AC, dan mainan anak-anak.
Kebutuhan akan baterai karbon di masyarakat sangat tinggi maka dari itu, perlu
adanya pengetahuan tentang daur ulang sehingga tidak dijumpai lagi sampah-sampah
baterai karbon disekeliling kita.
Daur
ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan
dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai, dan komponen utama
dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah
3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Daur
ulang baterai karbon dapat dilakukan dengan mengganti pasta
baterai dengan makanan yang mengandung elektrolit seperti kentang. Dengan melakukan
beberapa perlakuan kentang dapat menghasilkan elektrolit yang dapat dijadikan
sumber pada baterai karbon.
Senyawa yang dimiliki kentang antaralain karbon, hidrogen,
dan oksigen yang terbentuk di alam dengan
rumus umum Cn(H2O)n merupakan unsur
karbon yang dapat menjadi pasta pengganti bahan kimia (serbuk hitam) pada
baterai dengan langkah-langkah pertama,
membuka ujung tabung baterai yang telah habis, kedua menyiapkan pasta kentang sebagai bahan pengganti pasta zat
kimia yang terkandung di baterai, ketiga
memasukan pasta kentang ke dalam tabung baterai, keempat menutup kembali ujung baterai dan mengecek tegangan/volltage pada baterai daur ulang. Cara
inilah yang mampu mengendalikan peningkatan jumlah sampah-sampah baterai, dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.
Daur ulang baterai karbon
bermanfaat dari segi ekonomis dan merupakan salah satu wujud pelestarian
lingkungan yang dapat merubah cara pengetahuan dan pengolahan sampah hanya
dengan menimbun, sekarang mampu mengolah dan memanfaatkannya kembali dengan
lebih memperhatikan kelestarian lingkungan yaitu dengan memilih bahan yang
lebih ramah lingkungan. Karena bahan dasar pasta pengganti zat kimia tidak
berbahaya dimana kentang mudah hancur dan tidak berbentuk senyawa kimia yang
beracun, serta merusak tanah ataupun tanaman disekitar kita. Selain itu
tentunya kentang lebih mudah untuk dicerna oleh struktur tanah jika ditimbun.
Dengan demikian diharapkan masyarakat akan dapat memberdayakan limbah baterai
karbon dengan baik dan benar, sehingga kelestarian lingkungan akibat pencemaran
zat-zat kimia yang diproduksi pabrik dapat dikurangi. Lingkungan yang bersih
dan sehat tanpa adanya bahan atau zat kimia yang mempengaruhi kelangsungan
makhluk hidup akan dapat terwujud dan selalu terjaga tentunya hal tersebut merupakan
impian kita bersama di masa yang akan datang.
Sumber:
Ecolink. 1996. Cintai Alam Milik Kita. Jakarta: Balai
Pustaka.
Hanafie, Rita. 2010. Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: ANDI.
KBBI.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid Dua.
Jakarta: Balai Pustaka.
KIL.
1994. Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta:
Balai Pustaka.
Phyllis, Creme. 1989. Panduan Pengerjaan Elektro. Jakarta:
Balai Pustaka.
ya sip
BalasHapus